Kelemahan Hadits Abu Umamah.
وَعَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ البَاهِلِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّم: إِنَّ الماءَ لاَ يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ إِلاَّ مَا غَلَبَ عَلَى رِيْحِهِ وَطَعْمِهِ وَلَوْنِه.ِ
أَخْرَجَهُ ابْنُ مَاجَهْ وَضَعَّفَهُ أَبُوْ حَاتِمٍ.
Dari Abu Umamah Al Bahiliy radliallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya air itu (suci) tidak ada sesuatu pun yang menajiskannya, kecuali apabila telah berubah baunya atau rasanya atau warnanya.” Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan telah di-dlaif-kan oleh Abu Hatim.
Penjelasan hadits ini mencakup :
Biografi Perawi Hadits
Abu Umamah adalah Abu Umamah Shuday bin ‘Ajlaan al-Baahiliy dari kabilah bahilah. Terkenal dengan kunyah (gelarannya) dan beliau tinggal menetap di Syam dan meninggal disana pada tahun 81 H. ada sebagian ulama yang menetapkan tahun wafat beliau pada tahun 86 H dimasa kehilafahamn Abdilmalik bin Marwaan. Beliau adalah shahabat yang terakhir wafat di negeri syam.
Takhrijul Hadits
Hadits ini diriwayatkan oleh: Ibnu Majah (no: 521), ad-Daraquthni (1/28), ath-Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir (8/123) dan Al Baihaqi (1/259) dari jalan Risydin bin Sa’ad (ia berkata): Telah mengabarkan kepada kami Mu’awiyah bin Shalih, dari Raasyid bin Sa’ad dari Abi Umamah Al Baahiliy seperti di atas.
Sanad hadits ini dla’if disebabkan dla’if-nya Risydin bin Sa’ad sebagaimana ditegaskan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar di Taqrib-nya. Imam Ahmad dan Abu Zur’ah telah menghukumi Risydin sebagai perawi dha’if (lemah). Sedangkan Abu Hatim berkata: Munkarul Hadits. An-Nasaa’i menyatakan: Matrukul Hadits. (lihat tahdzib at-Tahdzib 3/240).
Imam ad-Daraquthni menyatakan: Selain Risydin bin Sa’ad tidak ada yang memarfu’kannya dari Mu’awiyah bin Shalih dan dia perawi lemah (laisa bilqawwi). Yang benar adalah pernyataan Raasyid (haditsnya mursal). Al-Ahwash bin Hakim meriwayatkannya dari rasyid bin Sa’ad dari nabi n secara mursal. (sunan ad-Daraquthni 1/29).
Sedangkan imam an-Nawawi menyatakan: Sepakat para ahli hadits menghukumi hadits ini lemah. (al-Majmu’ 1/110).
Oleh karena itu penulis (al-Haafizh ibnu Hajar) menyatakan: Abu Hatim melemahkannya. pernyataan Abu Hatim ini dinukilkan langsung oleh anaknya dalam kitab al-‘Ilal (1/44) dengan lafazh:
(فقال: قال أبي: يوصله رشدين بن سعد، يقول: عن أبي أمامة عن النبي صلّى الله عليه وسلّم، ورشدين ليس بقوي، والصحيح مرسل)
Bapakku berkata: Risydin bin Sa’ad memaushulkannya dengan menyatakan: dari Abu Umamah dari nabi n dan Risydin ini bukanlah perawi yang kuat (lemah) dan yang benar adalah mursal.
oleh Ustadz Kholid Syamhudi LC